Vihara / Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon (Kelenteng Tiao Kak Sie) letaknya berada di Jl. Kantor No. 2, Kampung Kamiran, Cirebon, di sebelah kiri Gedung Bank Mandiri, atau di seberang kanan Gedung BAT Cirebon. Kelenteng Dewi Welas Asih ini merupakan salah satu kelenteng tertua di Cirebon, selain Kelenteng Talang dan Vihara Pemancar Keselamatan.
Di depan pinggir jalan terdapat penanda Benda Cagar Budaya Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon dengan tahun berdiri 1595. Di sebelah kanannya gerbang masuk ke dalam Kelenteng Dewi Welas Asih yang berbentuk candi bentar. Candi bentar lazimnya ditemui pada bangunan Candi atau Pura Hindu.
Sepasang lampion coklat bergaris berbentuk silinder dengan ornamen naga hijau berkepala dan bersirip kuning menghias pintu masuk ke Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon. Di belakangnya terdapat dua lampion lagi berwarna merah keemasan dengan ukuran lebih kecil. Ornamen di sekeliling pintu masuk Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon ini cukup indah dipandang mata.
Pada dinding depan kelenteng terdapat lukisan-lukisan Tionghoa berukuran kecil berwarna biru muda yang indah menempel mengelilingi lingkaran-lingkaran merah kuning biru, dengan ornamen lengkung yang saling berbelit cantik di tengahnya. Di luar lingkaran, di keempat sudutnya, terdapat ornamen bunga berwarna pink yang tidak kalah indahnya.
Bangun simetris Kelenteng Dewi Welas Asih dengan ornamen naga dalam posisi ekor di atas seperti tengah menari di wuwungan. Sepasang singa (Ciok say) berjaga di samping menara pendek tempat pembakaran kertas uang untuk leluhur, dan ornamen lingkaran-lingkaran bulat di dinding kiri kanan.
Wuwungan Kelenteng Dewi Welas Asih yang berbentuk melengkung seperti pelana, khas bangunan Tionghoa. Di bagian tengahnya terdapat ornamen binatang berkaki empat, bertanduk dan bercula, badan bersisik, ekor bergerigi, dan di punggungnya terdapat semacam cakra api, yang sepertinya adalah Kilin.
Ada pula empat ornamen berjajar di bagian bawah wuwungan yang bentuknya menyerupai benteng bertingkat, dengan balkon berpagar bambu dan di bagian di kiri kanannya terdapat masing-masing dua menara bersusun. Patung-patung berukuran kecil dengan pedang terhunus di kedua tangan, tampak seperti tengah mempertahankan bangunan itu dari sebuah serangan musuh.
Altar tengah ini merupakan altar utama di Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon, yang digunakan sebagai tempat pemujaan bagi Dewi Kwan Im Posat, atau Dewi Welas Asih, yang namanya dijadikan nama kelenteng ini. Menjelang akhir Dinasti Han, jauh sebelum masuknya agama Buddha ke Tiongkok, Kwan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok kuno dengan sebutan Pek Ie Tai Su, atau Dewi Berbaju Putih Yang Welas Asih.
Altar Kwan Tee Kun berada di kanan ruang utama Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon. Kwan Tee Kun, atau Kwan Seng Tee Kun, atau Kwan Kong, adalah Panglima Perang masyhur pada jaman Sam Kok (Tiga Kerajaan, 165 – 219 M), yang mencapai kesempurnaan dengan gelar Bodhisatva Satyakalamayang. Kwan Kong adalah Dewa Pelindung Kuil bagi penganut Buddha, Malaikat Pelindung Peperangan bagi kaum Tao, dan teladan dalam hal kesetiaan, kebenaran dan keberanian bagi penganut Konghucu.
Altar pemujaan Thian Siang Seng Bo juga ada di kelenteng ini. Rupang Dewi Pelindung Laut ini selalu ditampilkan sebagai dewi cantik berpakaian layaknya seorang permaisuri kerajaan, dan dikawal oleh dua iblis yang pernah ditaklukkannya, yaitu Qian Li Yan (Si Mata Seribu Li) dan Sun Feng Er (Si Kuping Angin Baik).
Altar Wei Tho Posat di Kelenteng Dewi Welas Asih. Wei Tho Posat (Wi To Pho Sat, Wei Tuo Pu Sa), adalah Bodhisatva Pelindung Dharma, Pelindung Wihara, kelenteng, dan bangunan-bangunan suci, serta Pelindung Kitab Suci Buddha, dan menjadi salah satu dari 8 Jendral Langit bagian Selatan. Menurut legenda, Wi To Pho Sat memiliki 6 kepala dan 12 lengan, menunggang burung merak dengan tangan memegang anak panah.
Dua buah genta tua atau lonceng yang menggantung di langit-langit ruangan juga saya temukan di Kelenteng Dewi Welas Asih ini.
Halaman depan Kelenteng Dewi Welas Asih bisa dibilang luas dan biasa digunakan untuk penyelenggaraan acara ritual Cap Go Meh dan upacara tahunan Imlek. Salah satu kelenteng tertua di Cirebon ini dibangun di atas tanah seluas 1.857 m2 dengan luas bangunan sekitar 1.600 m2.
Meskipun tahun pembuatannya Kelenteng Dewi Welas Asih ini bisa diperkirakan, yaitu sekitar tahun 1595, namun tidak ada catatan mengenai siapa pendiri Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon ini. Di Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon ini hanya bisa ditemui catatan mengenai dermawan yang pernah memberi sumbangan, serta tahun pemugaran ruang utama yang dilakukan pada 1791, 1829, dan 1889.
0 Response to "Vihara Dewi Welas Asih"
Posting Komentar